Fenomena Hijrah Milenial : Mobilitas Trend Hijrah Anak Muda

 Oleh : Siti Patma Deli

 Abstrak

Tren hijrah belakangan menjadi fenomena yang ramai. Tren ini di dominasi oleh golongan milenial yang mayoritasnya berasal dari perkotaan. Milenial perkotaan ini memiliki peran besar dalam perkembangan hijrah karena mereka memiliki akses internet yang lebih memadai ketimbang milenial pinggiran kota mengingat fenomena hijrah bergerak massif di media sosial. Tren ini banyak diprediksi dan diyakini sebagai bentuk awal kebangkitan islam namun juga dipandang sebagai hal yang wajar karena masyarakat modern saat ini merasa kosong ditengah budaya matrealismenya sehingga mereka beralih mengisi kekosongan dengan agama. Tulisan ini akan membahas tentang urgensi dibalik banyaknya anak muda yang memilih untuk berhijrah melalui analisis dan studi Pustaka sehingga menghasilkan kesimpulan tentang beberapa factor yang mendorong para milenial ramai untuk berhijrah.

 

PENDAHULUAN

            Perkembangan hijrah di Indonesia dapat dengan jelas dilihat dan dirasakan oleh seluruh masyarakat. Meski penampakan fenomena ini lebih banyak terdapat di media sosial, masyarakat yang tidak aktif di media sosial-seperti kalangan orang tua-pun tahu jika hijrah sedang menjadi tren di Indonesia.

            Hampir seluruh partisipannya adalah milenial. Karena merekalah yang paling aktif di media sosial. Tempat dimana Gerakan hijrah berlangsung secara massif. Hijrah lantas menjadi lifestyle bagi mereka.

            Anak muda inilah yang dengan kelebihannya yakni kritis dalam nalar, kreatif, dan mahir dalam teknologi yang membuat hijrah semakin eksis. Mereka mematahkan persepsi-persepsi konvensional seperti pakai hijab itu norak, atau mengikuti kajian itu membosankan. Sisi kreatif aanak mud aini yang mengemas islam menadi se-menyenangkan mungkin.

            Infografis dari Global Religius Future mencatat jumlah umat muslin di Indonesia pada 2010 sebanyak 209,12 juta jiwa, yakni 87% dari populasi. Dan pada 2020 diperkirakan akan mencapai 229,62 juta jiwa. Data tersebut menunjukkan peningkatan jumlah muslim sekaligus eksistensi dari fenomena hijrah itu sendiri.

            Selanjutnya, peneliti Center for Middle Class Consumer Studies (CMES) Yuswohandi menyimpulkan pada risetnya fenomena hijrah belakangan telah merubah perilaku muslim di Indonesia. Masyarakat bukan hanya beribadah secara veritkal kepada tuhannya, tapi juga telah menerapkan label-label islam dalam kehidupan secara horizontal. Seperti contohnya memilih jasa bank Syariah dan menggunakan produk-produk yang berlabel halal

 

 

PEMBAHASAN

Hijrah

            Hijrah artinya meninggalkan, menjauhkan diri, dan berpindah tempat. Meninggalkan disini maksudnya adalah meninggalkan semua hal yang buruk/maksiat menuju hal yang lebih baik. Sebagian ulama mengertikan hijrah yakni keluar atau pindah dari ‘darul kufur’ menuju ‘darul islam’. Artinya keluar atau pindah dari kekufuran menuju keimanan

            Menurut sejarah, hijrah adalah kegiatan pindah yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW. Bersama para sahabatnya dari Makkah ke Madinah. Dengan tujuan menegakkan akidah dan syariat islam. Umat islam wajib melakukan hijrah apabila dirinya dan keluarga terancam dalam mempertahankan akidah dan syariat islam.

            Berikut beberapa ayat yang menerangkan perintah untuk berhijrah:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

(Q.S Al Baqarah Ayat 218)

 

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

 


“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia”

(Q.S Al Anfal Ayat 74)

            Dalam konteks modern, hijrah dipahami sebagai upaya untuk mengubah perilaku dan mental dengan semangat keislaman yang baru. Hijrah sebagai sebuah Gerakan yang berkaitan dengan spiritual.

Jika kita tanya pengertian hijrah pada mereka yang mengikuti hijrah, maka mereka akan mengatakan bahwa hijrah itu bagaimana kita mengubah diri kita saat ini menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih mendalami islam.

 

Mobilitas Fenomena Hijrah

            Indonesia bukanlah salah satu Negara kelairan islam. Namun perkembangan islamisasi terus meningkat sejak islam dating di Indonesia hingga saat ini. Bahkan Indonesia menjadi Negara dengan populasi islam terbanyak di dunia. Sebelum islam hadir, masyarakat pribumi Indonesia telah memiliki adat, norma-norma dan kebiasaan yang secara garis besar, norma-norma masyarakat Indonesia memiliki prinsip yang sama dengan islam yakni damai, ramah serta tolong menolong. Hal tersebut yang menjadikan islam sangat diterima di Indonesia dan tumbuh subur sampai saat ini.

            Masyarakat Indonesia sebenarnya sudah berpegang islam sebagai agamanya sejak dulu. Namun diawal mekarnya, menggunakan kerudung dulu masih terasa asing. Sehingga islamisasi pada saat itu hanya berupa status saja. Beda dengan sekarang. Islamisasi yang lebih sering disebut fenomena tren hijrah berjalan paralel dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan banyak mualaf yang langsung mantap mengenakan hijab setelah bersyahadat.

            Sedangkan islamisasi yang menuju legitimasi dapat dikatakan dimulai pada akhir orde baru. Mulai banyak wanita muslim yang berhijab serta tidak apa untuk menggunakan jilbab ke sekolah seteleh sebelumnya dilarang. Pada saat ini juga kelompok-kelompok islam mulai menyuarakan aspirasi tanpa takut dikecam oleh rezim pemerintah.

            Seorang dosen dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Munirul Ikhwan berpendapat bahwa tren hijrah adalah konsep yang menyatakan menjadi muslim saja tidaklah cukup. Hal ini relevan dengan yang telah dibahas sebelumnya yakni hijrah saat ini berjalan parallel dengan kehidupan sekari-hari.

            Contohnya, banyak masyarakat saat ini yang lebih memilih mengkonsumsi produk yang cenderung memiliki unsur islam dalam namanya. Seperti produk kecantikan yang saat ini dapat banyak kita temukan dengan label islam dan slogan halal. Pada sector jasa juga banyak bank-bank Syariah yang eksistensinya naik. Banyak masyarakat muslim yang lebih memilih bank Syariah sesuai denga napa yang didapatinya setiap sharing atau mengikuti kajian kesilaman.

            Terlebih, Gerakan hijrah popular bagi kalangan anak muda menengah keatas. Merekalah yang meramaikan tren hijrah dengan berbondong-bondong menyatakan dirinya telah berhijrah. Hal ini tentu menjadi sasaran prodk-produk berbau islam. Selain gaya hidup mereka yang cenderung konsumtif, kelihaian dalam bermedia sosial juga membantu produk-produk tersebut ramai dipasaran sehingga menjadi dangat laris.

            Sekarang pertanyaannya, mengapa tren hijrah saat ini justru peminatnya adalah anak muda milenial? Sebagian besar mereka juga merupakan anak perkotaan kelas menengah.

            Dewasa ini ada banyak sekali concern yang merujuk anak muda sebagai objek materialnya. Banyak isu-isu yang orientasinya berada ditengah problem anak muda. Contohnyaseperti mental illness, Quarter-life Crisis, Burn out, Anxiety, Overthinking, Toxicity dan isu-isu lainnya yang intinya menyangkut tentang jati diri bagi anak muda.

            Sebagian besar isu tersebut membawa kelelahan dan kebingungan bagi anak muda. Milenial merupakan makhluk yang sedang berada pada tahap pencarian jati dirin. Hal ini membuat lingkungan sekitar termasuk media sosial yang sering diakses berperan besar dalam mempengaruhi sikap dan nalarnya.

            Meskipun isu-isu tersebut umum dialami oleh semua orang pada saat mereka berada di usia yang sama seperti para milenial dan telah ada sejak lama, namun baru popular dan banyak disosialisasikan belakangan ini. Sehingga membuat anak muda sadar betul tentang apa yang dialaminya. Yakni merupakan fase-fase tertentu dalam hidupnya.

            Perasaan kosong dan kecemasan yang disebabkan oleh isu-isu tersebutlah yang membuat anak muda ‘mencari’ apa yang dapat mengisi kekosongan dan menghilangkan kecemasan dalam dirinya. Tepat disitulah mereka bertemu dengan tuhan. Dalam forum-forum hijrah di media sosial melalui ajakan-ajakan yang ramah dan nasihat-nasihat yang sangat mudah diterima sebagaimana milenial telah mengemasnya secara kreatif.

            Banyak anak kelas menengah perkotaan merasa telah memiliki semuanya namun selalu ada yang kosong dalam dirinya dan itulah tempat dimana agama seharusnya berada. Salah satu contoh kasus adalah apa yang dialami ileh Delfano Charries. Merupakan anak muda non islam yang memiliki bisnis travel sekaligus umrah. Pada akun Youtube Cahhijrah Delfano mengaku merasa sangat lega dan bersyukur setelah ia memberangkatkan banyak jamaah umrah ke tanah suci. Hal itu pula yang membuatnya penasaran akan islam dan mempelajari sedikit demi sedikit selama empat tahun hingga akhirnya memeluk islam. Pada sesi sharing nya, Delfano juga menceritakan hal paling besar yang membuat mantap masuk islam

“kangen banget ada sosok tuhan. Sosok yang besar yang bisa menenangkan. Aku pernah sampai di titik dimana uang punya, keluarga punya, apa aja waktu itu bisa beli. Aku juga banyak dikenal. Cuma aku merasa kosong. Ada yang bikin aku ketakutan dan nangis tiap malem. Dan aku tahu, itu Allah”

            Saat ini komunitas-komunitas hijrah di kota-kota besar ada banyak sekali jumlahnya, diantaranya komunitas Shift, Kafilah Sholihin, YukNgaji, NgeFast, FityaHamasa, Anak Masjid dan lain sebagainya. Komunitas-komunitas ini sangat aktif dan kreatif. Mereka sering mengadakan kegiatan yang bermanfaat dan digemari baik untuk komunitas secara internal maupun orang-orang diluar komunitas atau eksternal.

            Factor lain yang membuat gerakan hijrah menjadi trend dan banyak dilirik adalah banyak bermunculan dai-dai yang relateable dengan masyarakat milenial saat ini. Diantaranya adalah Hanan Attaki, Felix Siaw, Khalid Basalamah dan Syafiq Riza Basalamah. Mereka berdakwah dengan cara yang dapat langsung diterima bagi anak muda. Selain itu ada juga dai-dai yang dari segi nalarnya klop dengan anak muda karena nalar milenial saat ini sangat maju dan kritis. Misalnya Ustad Adi Hidayat, Ustad Abdul Somad, Gus Miftah dan lain-lain. Ustad-ustad tersebut dijuluki sebagai ustad medsos karena sangat aktif di media sosial serta media sosial-lah yang membesarkan namanya.

 

PENUTUP  

            Femomena hijrah berjalan massif di Indonesia. Karena selain keadaan negara yang strategis dengan menjadi negara muslim terbanya. Tren hijrah menggunakan media sosial dimana besar kemampuannya untuk membantu hijrah berkembang pesat. Uniknya, Gerakan hijrah ini tidak terpusat. Kegiatan hijrah melalui komunitas-komunitas dilakukan secara lokal di hampir semua kota di Indonesia. Dimana anak-anak milenial yang paling berperan dalam gerakan ini.

            Banyaknya anak muda yang meramaikan tren hijrah adalah karena pada usia mereka saat ini mereka telah sangat sadar akan kondisi kemanusiaan mereka sendiri. Termasuk mental, pemikiran dan batin. Banyak dari mereka bingung mencari jati dirinya dan merasa kosong. Maka tempat kosong itu mereka temukan adalah untuk agama. Itulah yang membuat mereka memutuskan untuk berhijrah.

            Fenomena hijrah ini berdampak bagi keseharian mereka pula. Berhijrah bukanlah sekedar muslim. Lebih dari itu, mereka bahkan menjadikan hijrah sebagai lifestyle.

 

Daftar Pustaka

 

Novia Sari, Anisa. 2018. Perilaku Komunikasi Pelaku Hijrah. (Studi Fenomenologi Pelaku Hijrah dalam Shift Gerakan Pemuda Hijrah di Kota Bandung). Bandung: Jurnal Linimasa, Vol 1 No. 1 hal 1-21

Meiranti, Mike. 2017. Fenomena Hijrah di Era Milenial dalam Media Sosial. Yogyakarta. Jurnal Metrouniv UIN Suka.

Nur Fitri, Rahmi. 2020. Fenomena Seleb Hijrah: Tendensi Ekslusifisme dan Kemunculan Kelompok Sosial Baru. Surabaya : Jurnal Dakwah dan Sosial. Vol 3. No. 1

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190517140929-20-395759/yang-untung-dan-tak-buntung-karena-hijrah

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190515165105-20-395196/rela-berhenti-kerja-usai-dengar-kajian-hijrah-basalamah

https://republika.co.id/berita/ohx6d2313/hikmah-di-balik-aksi-damai-212

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/24/berapa-jumlah-penduduk-muslim-indonesia

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190708060636-23-409980/infografis-deretan-ustaz-di-balik-geliat-hijrah-anak-muda

https://www.cnnindonesia.com/nasional/fokus/hitam-putih-hijrah-4298/grafis

https://news.detik.com/kolom/d-3840983/fenomena-hijrah-di-kalangan-anak-muda

https://tirto.id/tren-hijrah-anak-muda-menjadi-muslim-saja-tidak-cukup-ds9k

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal)

Portofolio Jurnalisme Dakwah

Struktur radio,konsep dan berita